Rabu, 27 Februari 2013

((RENUNGAN)) KARENA KAMU TULANG RUSUK KU

Adakah yang lebih indah dari sepasang manusia yang memadu kasih? Raka dan Dara menikmati hari dengan beratus tawa timpas, lalu Dara pun memulai meminta kepastian. ya, tentang cinta.

Dara : Siapa yang paling kamu cintai di dunia ini?
Raka : Kamu dong?
Dara : Menurut kamu, aku ini siapa?
Raka : (Berpikir sejenak, lalu menatap Dara dengan pasti) Kamu
tulang rusukku! Ada tertulis, Tuhan melihat bahwa Adam
kesepian. Saat Adam tidur, Tuhan mengambil rusuk dari Adam
dan menciptakan Hawa. Semua pria mencari tulang rusuknya
yang hilang dan saat menemukan wanita untuknya, tidak lagi
merasakan sakit di hati.”

Setelah menikah, Dara dan Raka mengalami masa yang indah
dan manis untuk sesaat. Setelah itu, pasangan muda ini mulai
tenggelam dalam kesibukan masing-masing dan kepenatan hidup
yang kain mendera. Hidup mereka menjadi membosankan.
Kenyataan hidup yang kejam membuat mereka mulai
menyisihkan impian dan cinta satu sama lain. Mereka mulai
bertengkar dan pertengkaran itu mulai menjadi semakin panas.
Pada suatu hari, pada akhir sebuah pertengkaran, Dara lari keluar
rumah. Saat tiba di seberang jalan, dia berteriak,
“Kamu nggak cinta lagi sama aku!” Raka sangat membenci
ketidakdewasaan Dara dan secara spontan balik berteriak,
“Aku menyesal kita menikah! Kamu ternyata bukan tulang
rusukku!” Tiba-tiba Dara menjadi terdiam ,
Berdiri terpaku untuk beberapa saat. Matanya basah. Ia menatap
Raka, seakan tak percaya pada apa yang telah dia dengar. Raka
menyesal akan apa yang sudah dia ucapkan. Tetapi seperti air
yang telah tertumpah, ucapan itu tidak mungkin untuk diambil
kembali. Dengan berlinang air mata, Dara kembali ke rumah dan
mengambil barang-barangnya, bertekad untuk berpisah. “Kalau
aku bukan tulang rusukmu, biarkan aku pergi. Biarkan kita
berpisah dan mencari pasangan sejati masing-masing.”

Lima tahun berlalu. Raka tidak menikah lagi, tetapi berusaha
mencari tahu akan kehidupan Dara. Dara pernah ke luar negeri,
menikah dengan orang asing, bercerai, dan kini kembali ke kota
semula. Dan Raka yang tahu semua informasi tentang Dara,
merasa kecewa, karena dia tak pernah diberi kesempatan untuk
kembali, Dara tak menunggunya. Dan di tengah malam yang
sunyi, saat Raka meminum kopinya, ia merasakan ada yang sakit
di dadanya. Tapi dia tidak sanggup mengakui bahwa dia
merindukan Dara. Suatu hari, mereka akhirnya kembali bertemu.
Di airport, di tempat ketika banyak terjadi pertemuan dan
perpisahan, mereka dipisahkan hanya oleh sebuah dinding
pembatas, mata mereka tak saling mau lepas.
Raka : Apa kabar?
Dara : Baik… ngg.., apakah kamu sudah menemukan
rusukmu yang hilang?
Raka : Belum.
Dara : Aku terbang ke New York dengan penerbangan
berikut.
Raka : Aku akan kembali 2 minggu lagi. Telpon aku kalau
kamu sempat. Kamu tahu nomor telepon kita, belum ada
yang berubah. Tidak akan ada yang berubah.
Dara tersenyum manis, lalu berlalu.
“Good bye….”

Seminggu kemudian, Raka mendengar bahwa Dara mengalami
kecelakaan, mati. Malam itu, sekali lagi, Raka mereguk kopinya
dan kembali merasakan sakit di dadanya. Akhirnya dia sadar
bahwa sakit itu adalah karena Dara, tulang rusuknya sendiri, yang
telah dengan bodohnya dia patahkan.

“Kita melampiaskan 99% kemarahan justru kepada orang yang
paling kita cintai. Dan akibatnya seringkali adalah fatal”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar